Kamis, 01 November 2012


PETUALANGAN ANAK SUNGAI

Hari pertama,
Tiba sudah,
jejak langkah anak sungai di pedalaman hutan
Yang terpisah dari ibunya
Kemudian,
Ia bertemu dua buah batu besar
Yang hampir menutup jalannya
Bagiku, sebagai orang yang melihatnya
Kemungkinan dia tidak bisa lagi mengalir
Tapi,
Dengan lembut Ia melewati celah bebatuan itu
Tanpa berisik riak sedikitpun.

Hari kedua,
cahaya matahari
Menembus rindang pepohonan hutan
Mengiringi aliran anak sungai
Yang sedikit menggelombang
Mungkin karena batu-batu kecil dibawahnya
Dan perundakan seperti anak tangga
Kali ini apa yang akan dia lakukan?
Tanyaku, sebagai orang yang memperhatikannya
Dan air itu terus mengalir
Tak pedulikan pertanyaanku
Melewati satu per satu bebatuan
Dengan bentuk yang sama dengan lekuknya
Dan kecepatan yang menyesuai, dengan tinggi rendahnya
Namun, kali ini dengan sedikit riak kecil
Tapi menyenangkan penderangan dan meyejukkan hati.

Hari ketiga,
Perjalanan berlanjut
Sekarang dia berhadapan dengan jurang
Sangat curam
Aku menunggu aksinya
Peryataanku, sebagai orang yang mengamatinya     
Saat itu,
Tiap detik terasa sangat berharga
Dan kulihat air tetap tenang
Lalu dengan pantas Ia melompat
Tak peduli betapapun curamnya
Dan batu-batu besar yang menancap kokoh di bawahnya.

Hari keempat,
Setelah pertemuannya dengan jurang itu
Ia tak lagi utuh
Ada bagian yang menggenang di tepi sungai  
Akibat gemercak deras
Dari aliran yang menghantam batu
            Beberapa hari kemudian,
            Sepasang induk nyamuk datang
            Berkembang biak,
Dengan menaruh telur-telurnya di genangan itu
Hingga keruh.

Hari kelima,
Bagian anak sungai yang lain melanjutkan perjalanannya
Kali ini, Ia sudah mendekati muara
Benar, samudera lepas
Namun, tak jauh di depannya            
Sudah menanti simpangan yang siap membelah dirinya
Menjadi dua bagian
Yang masing-masing akan membawa mereka
Ke laut lepas
Dan ke danau tenang
Dengan kehidupan berbeda
Yang bergantung pada mereka.

           


Malang, 12 September 2012
PP. Sabilurrasyad

Akhmad Khukmi

Selasa, 24 Januari 2012

Menentukan

A: "Ketika aku menginginkan kehidupan yang baik di masa depan, dan sesuatu yang indah di masa itu, mengapa aku selalu bimbang tak dapat mewujudkannya?"
B: "Aku: Masa depanku dapat kutentukan hari ini!"